Smelter Freeport Gresik Diproyeksikan Beroperasi Lebih Awal dari Jadwal
Insiden kebakaran yang sempat menunda operasional smelter tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik, Jawa Timur, nampaknya tidak menyurutkan semangat perusahaan untuk segera merealisasikan proyek strategis ini. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengumumkan bahwa perbaikan smelter tersebut ditargetkan rampung pada akhir Mei 2025, dan operasional penuh diharapkan dapat dimulai pada Juni 2025.
Percepatan target ini merupakan kabar baik, mengingat sebelumnya PTFI menargetkan smelter baru tersebut beroperasi pada bulan September 2025. Bahlil mengungkapkan, laporan progres perbaikan smelter yang diterimanya dari PTFI menunjukkan perkembangan yang signifikan. Saat berbicara di sela-sela acara IPA Convex 2025 di ICE BSD, Tangerang, Bahlil menjelaskan bahwa saat ini smelter dalam tahap pemanasan. Proses pemanasan tungku diperkirakan membutuhkan waktu 2-3 minggu sebelum bahan berkonsentrat dapat dimasukkan pada bulan Juni.
Seperti yang diketahui, pemerintah memberikan perpanjangan relaksasi ekspor konsentrat tembaga kepada PTFI hingga Juni 2025, hal ini disebabkan karena adanya perbaikan smelter baru di Gresik.
Walaupun begitu, PTFI dikenakan sanksi berupa pembayaran bea keluar yang cukup tinggi atas ekspor yang dilakukan, lantaran perusahaan tersebut gagal memenuhi ketentuan pemerintah yang mengharuskan penghentian ekspor konsentrat tembaga mulai 1 Januari 2025.
Berikut adalah poin-poin penting terkait perkembangan smelter Freeport di Gresik:
- Target Operasional Dipercepat: Dari September menjadi Juni 2025.
- Perbaikan Rampung Mei 2025: Setelah insiden kebakaran Oktober 2024.
- Tahap Pemanasan: Saat ini smelter dalam proses pemanasan tungku.
- Relaksasi Ekspor: Diperpanjang hingga Juni 2025 dengan sanksi bea keluar.
- Lokasi Strategis: Smelter berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik.
Dengan beroperasinya smelter Freeport di Gresik, diharapkan Indonesia dapat meningkatkan nilai tambah komoditas tembaga dan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah. Selain itu, investasi besar ini juga diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah dan nasional.