Investasi Awal Kehidupan: Pengukuran Capaian Tumbuh Kembang Anak Usia Dini Sebagai Fondasi Generasi Emas
Pentingnya Pengukuran Holistik dalam Pengembangan Anak Usia Dini
Di tengah upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pendidikan anak usia dini (PAUD) menjadi fokus utama. Pengukuran capaian perkembangan anak usia dini (usia 24-59 bulan) merupakan langkah strategis untuk merumuskan kebijakan dan intervensi yang tepat sasaran.
"Investasi pada anak usia dini adalah investasi jangka panjang. Jika kita ingin meningkatkan kualitas sumber daya manusia di masa depan, kita harus fokus pada periode emas perkembangan anak," ujar Farah Amalia, anggota ECED Council dan perwakilan dari J-PAL Southeast Asia.
Periode usia dini adalah masa krusial dalam perkembangan otak. Pada lima tahun pertama kehidupan, otak berkembang sangat pesat, mencapai 90% ukuran otak dewasa. Stimulasi yang tepat pada masa ini sangat penting untuk membentuk kemampuan motorik, kognitif, dan emosional anak. Aktifitas seperti mencoret, menendang bola, meronce, memegang sendok dan gelas, meremas kertas, dan mengancingkan baju merupakan pembelajaran yang menyenangkan untuk anak usia dini.
Pengembangan anak usia dini harus holistik dan integratif, meliputi:
- Asupan gizi seimbang (termasuk ASI eksklusif dan berkelanjutan hingga dua tahun)
- Imunisasi lengkap
- Lingkungan yang aman
- Pengasuhan yang responsif
- Pembelajaran yang berkualitas
ECDI 2030: Alat Ukur Komprehensif untuk Perkembangan Anak
Pengukuran capaian tumbuh kembang anak usia dini harus mencerminkan kebutuhan holistik anak. Early Childhood Development Index (ECDI) 2030 adalah alat ukur global yang dirancang untuk memantau perkembangan anak usia 24–59 bulan. Alat ini mencakup tiga domain utama: pembelajaran, kesehatan, dan kesejahteraan psikososial.
ECDI 2030 bukan hanya alat statistik, tetapi juga fondasi untuk membangun kesadaran publik, merumuskan intervensi berbasis data, dan memperkuat arah kebijakan. Alat ini terdiri dari 20 pertanyaan seputar keseharian anak yang diajukan kepada orang tua atau pengasuh sebagai informan utama. Proses wawancara dapat menjadi momen reflektif yang mendorong keterlibatan keluarga dalam stimulasi dini yang berkelanjutan.
Data ECDI Sebagai Dasar Kebijakan yang Responsif
Data yang diperoleh dari ECDI 2030 memungkinkan identifikasi kesenjangan perkembangan antarwilayah dan kelompok sosial. Hasil pengukuran dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun program yang lebih terarah. Misalnya, jika suatu daerah menunjukkan kelemahan dalam aspek kesejahteraan psikososial, intervensi dapat difokuskan pada pelatihan bagi tenaga layanan sosial dan penyusunan materi edukasi publik yang relevan dengan konteks lokal.
Pada tahun 2024, pengukuran ECDI dilakukan secara nasional terhadap 15.000 keluarga dengan anak usia 24 hingga 59 bulan. Hasil resmi ECDI 2024 menunjukkan bahwa 87,7% anak usia 24–59 bulan di Indonesia berada dalam jalur perkembangan yang sesuai usia pada aspek kesehatan, pembelajaran, dan kesejahteraan psikososial.
Namun, masih ada kesenjangan signifikan antar kelompok sosial ekonomi. Anak-anak dari keluarga termiskin masih tertinggal dibandingkan anak dari keluarga berada. Mulai tahun 2025, ECDI 2030 akan diintegrasikan dalam Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Data ini akan tersedia dalam lingkup nasional hingga tingkat kabupaten atau kota.
Menuju Pendidikan Inklusif dan Berkualitas
Integrasi ECDI dalam Susenas memunculkan pertanyaan penting:
- Bagaimana memastikan seluruh anak, di mana pun mereka berada, memperoleh layanan gizi, kesehatan, pendidikan, dan pengasuhan secara terintegrasi?
- Bagaimana menanamkan praktik pengasuhan responsif dalam program-program yang telah ada?
- Bagaimana memastikan layanan multisektor menjangkau seluruh anak usia dini, tanpa terkecuali?
- Bagaimana pengasuh dan penyedia layanan anak usia dini dapat menilai perkembangan anak secara akurat untuk memberi dukungan yang tepat sasaran dan tepat waktu?
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini akan menjadi kerangka kuat untuk desain program pengembangan anak usia dini ke depan. Kesiapan sekolah yang didasari oleh fondasi yang mumpuni akan menjadikan anak-anak bukan hanya mampu belajar, tetapi juga mencintai proses belajar itu sendiri.
Dengan investasi yang tepat pada anak usia dini, diharapkan mereka akan memiliki kecakapan hidup yang mumpuni, semangat belajar yang tinggi, dan kesiapan untuk menjadi bagian dari Generasi Emas 2045.