Menurunnya Generasi Muda: Jepang Hadapi Krisis Populasi Anak Terendah Kedua di Dunia
Jepang menghadapi tantangan demografis yang signifikan dengan menyusutnya populasi anak-anak. Data terbaru dari United Nations Demographic Yearbook menempatkan Jepang sebagai negara dengan persentase anak-anak terendah kedua di antara 37 negara di dunia yang memiliki populasi 40 juta jiwa atau lebih. Fenomena ini menggarisbawahi kekhawatiran tentang masa depan negara tersebut.
-
Data dan Statistik Utama
- Korea Selatan memimpin daftar dengan persentase anak-anak terendah, yaitu 10,6 persen.
- Jepang berada di urutan kedua dengan 11,1 persen.
- Italia dan Spanyol menyusul dengan masing-masing 11,9 persen dan 12,9 persen.
Data Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang memperkirakan bahwa per 1 April 2025, jumlah anak-anak di Jepang yang berusia di bawah 15 tahun adalah 13,66 juta jiwa. Angka ini menunjukkan bahwa hanya satu dari sembilan penduduk Jepang yang berusia di bawah 15 tahun.
Data yang dipublikasikan pada 5 Mei 2025 mengungkapkan penurunan yang mengkhawatirkan. Jumlah anak-anak berkurang sebanyak 350.000 jiwa dibandingkan tahun sebelumnya, menandai penurunan tahunan yang berkelanjutan selama 44 tahun berturut-turut sejak 1982. Lebih lanjut, jumlah anak-anak di bawah usia 15 tahun tercatat 3,14 juta jiwa, yang hanya mewakili 11,1 persen dari total populasi. Ini merupakan penurunan 0,2 poin persentase dari tahun sebelumnya dan menjadi penurunan tahunan ke-51 berturut-turut sejak 1975.
Sebaliknya, jumlah penduduk yang berusia 65 tahun ke atas mencapai 36,2 juta jiwa, atau 29,3 persen dari total populasi. Pergeseran demografis ini menciptakan tantangan dalam hal dukungan sosial, layanan kesehatan, dan tenaga kerja.
Distribusi regional juga mengungkapkan variasi yang signifikan. Prefektur Akita mencatat persentase anak-anak terendah yaitu 8,8 persen, diikuti oleh Aomori (9,8 persen), dan Hokkaido (9,9 persen). Konsentrasi populasi yang menua di daerah-daerah ini menimbulkan tantangan tambahan bagi pembangunan ekonomi dan sosial.
Penurunan populasi anak-anak di Jepang merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk rendahnya tingkat kelahiran, meningkatnya usia pernikahan, dan tantangan ekonomi. Pemerintah dan masyarakat Jepang menghadapi kebutuhan mendesak untuk mengatasi masalah-masalah ini dan menerapkan kebijakan yang mendukung keluarga, meningkatkan kesuburan, dan menciptakan masyarakat yang lebih ramah anak.