Tragedi Longsor Trenggalek: Enam Anggota Keluarga Tertimbun, Tim SAR Terus Berupaya

Trenggalek Berduka: Longsor Telan Enam Nyawa dalam Satu Keluarga

Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, dilanda duka mendalam akibat bencana tanah longsor yang terjadi di Desa Depok, Kecamatan Bendungan. Peristiwa tragis yang terjadi pada Rabu (21/05/2025) ini mengakibatkan enam orang warga tertimbun material longsor dan dinyatakan hilang. Ironisnya, keenam korban tersebut merupakan anggota keluarga yang tinggal berdekatan.

Longsor dahsyat ini menghancurkan tiga rumah hingga rata dengan tanah dan menyebabkan kerusakan parah pada puluhan rumah lainnya di sekitar lokasi kejadian. Tim SAR gabungan dari berbagai instansi segera diterjunkan untuk melakukan pencarian terhadap para korban yang diduga kuat tertimbun di bawah reruntuhan.

Kepala Desa Depok, Sugeng Asmoro, mengungkapkan bahwa keenam korban yang hilang merupakan satu keluarga besar yang menempati tiga rumah yang berdekatan. "Mereka enam korban diduga tertimbun material longsor, tinggal di tiga rumah berdekatan dan masih dalam satu keluarga," ujarnya di posko utama.

Berikut adalah identitas dan hubungan kekerabatan para korban:

  • Rumah 1:
    • Mesinem (90)
    • Yatemi (70) (Anak Mesinem)
  • Rumah 2:
    • Yatini (50) (Anak Yatemi)
    • Tulus (65) (Suami Yatini)
  • Rumah 3:
    • Suminto (40) (Suami Nitin dan Anak Yatini)
    • Nitin (36) (Istri Suminto)
    • Khoiri (19) (Anak Suminto dan Nitin) - Selamat
    • Thoriq (2) (Anak Suminto dan Nitin)

Dari delapan penghuni tiga rumah tersebut, hanya dua orang yang selamat, yaitu Suminto dan Khoiri. Keduanya selamat karena sedang berada di luar rumah saat kejadian berlangsung. Menurut keterangan saksi mata, Subolo, sesaat sebelum longsor terjadi, keenam korban terlihat sedang berkumpul di teras rumah.

Upaya Pencarian Membuahkan Hasil

Tim SAR gabungan terus bekerja keras melakukan pencarian di tengah kondisi yang sulit dan berbahaya. Pada Kamis (22/05/2025) petang, tim berhasil menemukan dua jenazah korban dalam kondisi utuh dan dapat dikenali oleh pihak keluarga. Diduga kuat, kedua jenazah tersebut adalah Yatemi (70) dan Mesinem (90).

Penemuan dua jenazah ini menjadi titik terang dalam upaya pencarian, namun menyisakan empat korban lainnya yang masih belum ditemukan, yaitu Nitin, Thoriq, Yatini, dan Tulus. Pencarian terus diintensifkan dengan harapan dapat segera menemukan seluruh korban.

Setelah dievakuasi, kedua jenazah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soedomo Trenggalek untuk dilakukan identifikasi lebih lanjut dan penanganan medis. Pihak rumah sakit juga memberikan dukungan psikologis kepada keluarga korban yang berduka.

Bencana longsor ini menjadi pengingat akan pentingnya mitigasi bencana dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi ancaman bencana alam. Pemerintah daerah dan instansi terkait diharapkan dapat meningkatkan upaya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, serta melakukan langkah-langkah pencegahan untuk meminimalisir risiko terjadinya bencana serupa di masa depan.