Misteri Pembongkaran Makam Mengguncang Bangli: Polisi Selidiki Motif Pelaku

Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, Bali, digegerkan dengan peristiwa pembongkaran makam yang kini tengah diselidiki oleh pihak kepolisian. Dua lokasi pemakaman desa adat menjadi sasaran aksi misterius ini, memicu kekhawatiran dan pertanyaan di kalangan masyarakat setempat.

Kasat Reskrim Polres Bangli, AKP I Gusti Ngurah Jaya Winangun, mengkonfirmasi bahwa dua lokasi pemakaman yang menjadi target adalah pemakaman Desa Adat Tiga dan Desa Adat Demulih. Kedua lokasi ini berdekatan, namun memiliki perbedaan signifikan dalam jenis makam yang dirusak.

  • Desa Adat Tiga: Di lokasi ini, sekitar lima makam dilaporkan telah digali. Polisi masih menyelidiki apa yang menjadi target pelaku di makam-makam ini.
  • Desa Adat Demulih: Situasi yang lebih memprihatinkan terjadi di Desa Adat Demulih, di mana 14 makam anak-anak menjadi sasaran. Fakta ini menambah dimensi kesedihan dan kekhawatiran, mengingat makam anak-anak memiliki nilai sentimental yang tinggi bagi keluarga dan masyarakat.

"Di TKP pertama (Desa Adat Tiga), kalau tidak salah itu 5 (titik). Yang di Demulih ini di kuburan anak-anak, itu 14 titik," ujar AKP I Gusti Ngurah Jaya Winangun.

Walaupun makam-makam tersebut telah dirusak dan digali, pihak kepolisian memastikan bahwa tidak ada jenazah maupun tulang belulang yang hilang dari lokasi kejadian. Temuan ini mengarah pada kemungkinan motif lain di balik aksi pembongkaran makam tersebut.

"(Jenazah) itu tidak ada hilang, uang kepeng atau apa pun tulang belulang tidak ada yang hilang. Sudah dilakukan pembongkaran bersama dengan desa adat," imbuhnya.

Menurut keterangan yang diperoleh, peristiwa ini diperkirakan terjadi sekitar seminggu sebelum dilaporkan ke pihak berwajib. Waktu kejadian ini menjadi salah satu fokus penyelidikan polisi untuk mengungkap pelaku dan motif di balik aksi tersebut.

Kepala Desa Demulih, I Nyoman Wijana, mengungkapkan bahwa makam bayi yang dibongkar berlokasi di area yang dikenal sebagai Setra Rare, yang memang dikhususkan sebagai tempat pemakaman anak-anak. Lokasinya yang berada di dalam area pemakaman diduga menjadi alasan pelaku memilih tempat ini agar aksinya tidak mudah diketahui.

"Itu pemakaman rare, atau kuburan bayi sebenarnya. Bayi baru lahir sampai umur 3 bulan," ujar I Nyoman Wijana.

Polisi terus melakukan penyelidikan intensif untuk mengungkap misteri di balik pembongkaran makam ini. Motif pelaku masih belum diketahui, namun berbagai kemungkinan terus dieksplorasi. Pihak kepolisian juga bekerja sama dengan tokoh adat dan masyarakat setempat untuk mengumpulkan informasi dan menjaga keamanan di wilayah tersebut.

Kasus pembongkaran makam ini menjadi perhatian serius bagi masyarakat Bangli, khususnya warga Desa Adat Tiga dan Desa Adat Demulih. Mereka berharap agar pelaku segera tertangkap dan motif di balik aksi tersebut dapat terungkap, sehingga ketenangan dan kedamaian di wilayah mereka dapat kembali pulih.