Pedagang Pasar di Bandung Jerit: Uang Keamanan Jadi Beban Harian Akibat Aksi Premanisme

Pedagang pasar di wilayah Bandung, Jawa Barat, mengungkapkan keresahan mereka terkait praktik pemerasan dan intimidasi yang dilakukan oleh oknum preman. Dengan dalih menjaga keamanan, kelompok ini secara rutin meminta sejumlah uang dari para pedagang, bahkan tak jarang membawa senjata tajam untuk mengancam. Aksi ini menimbulkan keresahan dan kerugian bagi para pedagang yang berjuang mencari nafkah.

Salah seorang pedagang gorengan di Pasar Banjaran, Galih Permadi (35), mengaku hampir setiap hari didatangi oleh orang yang sama untuk meminta uang dengan jumlah bervariasi, antara Rp 2.000 hingga Rp 5.000. Meskipun nominalnya kecil, frekuensi permintaan yang tinggi membuat Galih merasa terbebani. Ia juga merasa takut untuk melawan karena khawatir akan tindakan yang lebih buruk dari para preman tersebut.

Senada dengan Galih, Junaedi (44), pemilik warung kelontong di Pasar Cicalengka, mengungkapkan bahwa ia harus mengeluarkan belasan ribu rupiah setiap hari untuk membayar 'jatah keamanan'. Ia merasa keberatan karena pendapatan yang seharusnya menjadi keuntungan, harus terpotong untuk biaya keamanan yang tidak jelas. Junaedi memilih untuk bernegosiasi dengan para preman agar nominal setoran bisa dikurangi.

Ikah Rodiah (38), pedagang sandal di Pasar Baleendah, bahkan mengaku pernah menghadapi preman dalam kondisi mabuk dan membawa senjata tajam. Dalam situasi seperti itu, Ikah memilih untuk memberikan uang yang diminta demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Namun, para pedagang kini merasa sedikit lega dengan adanya operasi rutin yang dilakukan oleh pihak kepolisian. Polresta Bandung telah menangkap lebih dari 150 orang yang diduga preman di kawasan industri dan pasar. Galih Permadi mengaku menyaksikan sendiri penangkapan tersebut dan merasa lega melihat para preman lari tunggang langgang.

Para pedagang berharap agar patroli polisi dapat dilakukan secara rutin agar para pelaku premanisme jera dan tidak kembali mengganggu aktivitas perdagangan. Mereka juga menyambut baik program "Lapor Pak Kapolresta" sebagai sarana pelaporan cepat jika terjadi gangguan keamanan.

Kapolresta Bandung, Kombes Pol Aldi Subartono, menegaskan komitmennya untuk memberantas premanisme dan menjamin keamanan masyarakat. Ia memastikan bahwa patroli akan terus ditingkatkan dan tidak akan memberikan ruang bagi para pelaku premanisme. Ia juga mengimbau para pedagang dan pelaku usaha untuk segera melapor jika mengalami gangguan dari kelompok mana pun.

Respon Cepat Kepolisian

Junaedi, seorang pedagang kelontong di Pasar Cicalengka, mengaku sangat terbantu dengan respon cepat dari pihak kepolisian. Meskipun dirinya belum pernah mencoba melapor, ia mendengar dari rekan-rekan pedagang lain bahwa laporan mereka mendapat tanggapan langsung dari polisi.

Tindakan Tegas Polresta Bandung

Kapolresta Bandung Kombes Pol Aldi Subartono menegaskan komitmennya dalam memberantas premanisme. Ia menyatakan bahwa pihaknya akan mengejar dan menangkap siapa pun yang berani melakukan aksi premanisme. Selain itu, patroli rutin akan terus ditingkatkan untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat.

Imbauan Kapolresta

Kombes Pol Aldi Subartono mengimbau kepada seluruh pedagang dan pelaku usaha di wilayah Bandung untuk segera melaporkan segala bentuk gangguan keamanan kepada pihak kepolisian. Hal ini bertujuan agar pihak kepolisian dapat segera mengambil tindakan tegas dan memberikan perlindungan kepada masyarakat.