Amerika Serikat bersiap untuk mengakhiri produksi koin satu sen, yang dikenal luas sebagai penny, mulai tahun depan. Langkah ini menandai akhir dari sejarah panjang koin tersebut yang telah beredar selama lebih dari dua abad.

Keputusan untuk menghentikan produksi penny ini diumumkan oleh Departemen Keuangan AS, menyusul arahan dari Presiden Donald Trump kepada Menteri Keuangan Scott Bessent pada Februari 2025. Presiden Trump menyebut produksi penny sebagai pemborosan anggaran negara. Koin penny merupakan salah satu koin pertama yang diproduksi oleh US Mint, dimulai pada tahun 1793.

Alasan utama di balik penghentian produksi ini adalah biaya yang terus meningkat. Dalam satu dekade terakhir, biaya produksi satu koin penny telah melonjak dari 1,3 sen menjadi 3,69 sen. US Mint memperkirakan bahwa dengan menghentikan produksi, pemerintah akan menghemat sekitar 56 juta dollar AS per tahun dari biaya bahan baku.

Koin penny terbuat dari bahan seng dan tembaga. Pengkritik koin penny selama ini berpendapat bahwa produksi koin tersebut hanya membuang-buang uang dan sumber daya. Sebaliknya, pendukung koin penny berpendapat bahwa koin tersebut membantu menjaga harga tetap rendah dan mendukung kegiatan penggalangan dana untuk amal.

Penghentian produksi penny akan berdampak pada transaksi bisnis. Bisnis perlu melakukan pembulatan harga ke atas atau ke bawah.

Departemen Keuangan AS telah melakukan pemesanan terakhir untuk bahan baku penny pada bulan ini. US Mint akan terus memproduksi penny selama persediaan bahan baku masih ada.

Beberapa negara lain juga telah mengambil langkah serupa. Kanada menghentikan produksi koin satu sen pada tahun 2012 karena biaya pencetakan yang tinggi dan penurunan daya beli. Di Inggris, penurunan penggunaan uang tunai menyebabkan tidak ada koin baru yang dicetak pada tahun 2024 karena jumlah koin yang beredar dianggap sudah mencukupi.

Berikut adalah poin-poin penting terkait penghentian produksi koin penny di AS:

• Penghentian produksi dimulai tahun depan.
• Keputusan diambil berdasarkan arahan Presiden Trump.
• Biaya produksi yang terus meningkat menjadi alasan utama.
• Diperkirakan akan menghemat 56 juta dollar AS per tahun.
• Bisnis perlu melakukan pembulatan harga.
• Negara lain seperti Kanada dan Inggris telah melakukan langkah serupa.