Operasi Pencarian Balita Hanyut di Pasuruan Ditangguhkan Akibat Cuaca Ekstrem
Tim SAR gabungan menangguhkan operasi pencarian seorang balita berusia dua tahun, M. Sawali, yang dilaporkan hanyut di perairan Pasuruan. Penangguhan ini dilakukan karena kondisi cuaca buruk yang melanda wilayah tersebut, menghambat upaya pencarian yang telah berlangsung selama beberapa hari terakhir.
Hujan deras dan gelombang tinggi di sepanjang pantai Kota Pasuruan menjadi kendala utama bagi tim SAR. Plt Kalaksa BPBD Kota Pasuruan, Ary Wikiono, menyatakan bahwa keselamatan tim menjadi prioritas utama dalam kondisi cuaca ekstrem ini. “Tim kami telah berupaya melakukan pencarian sejak pagi hari, namun hujan deras dan ombak yang besar memaksa kami untuk menghentikan sementara operasi pencarian,” ujarnya.
Sebelumnya, tim SAR telah menyisir area muara sungai Gembong hingga pesisir timur Panggungrejo, Rejoso, dan Lekok dengan menggunakan perahu dan speedboat. Namun, kondisi cuaca yang semakin memburuk membuat pencarian menjadi sangat berisiko.
Insiden hilangnya M. Sawali bermula ketika ia bersama ibunya, Ita Dwi Yanti, hendak berbelanja di sekitar sungai Gembong. Ibu korban kemudian menitipkan anaknya kepada seorang pedagang sayur bernama Kholifah, karena mendadak sakit perut dan harus buang air besar di bantaran sungai. Namun, balita tersebut berontak dan menyusul ibunya ke sungai. Setelah kembali dari sungai, sang ibu mengira anaknya sudah bersama Kholifah, sementara Kholifah juga mengira balita itu sudah kembali bersama ibunya. Kesalahpahaman ini menyebabkan balita tersebut hilang dari lokasi.
"Setelah ibu balita kembali dari sungai, korban (balita) tersebut sudah tidak ada di lokasi terakhir," kata Plt Kasi Humas Polres Pasuruan Kota Aipda Junaidi.
BPBD Kota Pasuruan berencana untuk melanjutkan pencarian setelah kondisi cuaca membaik. Mereka juga akan melibatkan nelayan setempat dalam upaya pencarian untuk memperluas area pencarian dan meningkatkan peluang menemukan korban.