Kunjungan Donald Trump ke Timur Tengah: PBNU Melihat Pergeseran Strategi AS

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memberikan analisis mendalam terkait lawatan mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, ke sejumlah negara di kawasan Timur Tengah. Kiai Haji Ulil Abshar Abdalla, salah seorang tokoh penting di PBNU, menyatakan bahwa kunjungan ini bukan sekadar aktivitas rutin diplomatik, melainkan mengindikasikan adanya perubahan fundamental dalam arah kebijakan luar negeri AS di wilayah tersebut.

KH. Ulil Abshar Abdalla menyoroti absennya Israel dari daftar negara yang dikunjungi Trump kali ini. Menurutnya, hal ini mencerminkan dinamika politik yang sedang berkembang di Timur Tengah, terutama pasca kepemimpinan Joe Biden. Kunjungan Trump yang meliputi Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab, kontras dengan lawatannya pada tahun 2017 yang menyertakan Israel. Perbedaan ini dianggap signifikan dalam membaca peta politik kawasan.

Selama masa jabatan Biden, negara-negara Teluk merasa terpinggirkan dan kehilangan pengaruh di Washington. Biden bahkan secara terbuka menyatakan bahwa AS tidak akan memberikan "cek kosong" kepada negara-negara Arab, termasuk Arab Saudi dan Mesir. Kebijakan ini mendorong negara-negara Teluk untuk mencari alternatif kemitraan dengan negara lain, seperti Tiongkok dan Rusia.

Kedatangan Trump ke Timur Tengah dianggap sebagai upaya AS untuk memperbaiki hubungan dengan sekutu-sekutunya di kawasan Teluk. Langkah ini menunjukkan pemulihan hubungan yang sebelumnya renggang dan pergeseran orientasi geopolitik AS di Timur Tengah. PBNU juga menyoroti adanya ketegangan antara AS dan Israel menjelang kunjungan Trump. Terdapat tekanan dari kelompok pro-Israel di Washington agar AS menyerang kelompok Houthi dan Iran, terutama setelah serangan drone yang menargetkan Israel. Namun, dalam internal tim Trump sendiri terdapat perbedaan pendapat antara agenda "America First" dan dorongan untuk menyerang Iran demi kepentingan Israel.

KH. Ulil Abshar Abdalla mengkritik strategi Israel yang dinilai memanfaatkan kekuatan AS untuk menyerang musuh-musuhnya. Ia menyebut strategi tersebut sebagai tindakan yang kurang terpuji.

Berikut adalah poin-poin penting yang disoroti PBNU terkait kunjungan Donald Trump ke Timur Tengah:

  • Pergeseran Kebijakan AS: Kunjungan ini menandakan perubahan besar dalam kebijakan luar negeri AS di Timur Tengah.
  • Absennya Israel: Tidak masuknya Israel dalam daftar kunjungan mencerminkan dinamika politik baru.
  • Pemulihan Hubungan: Trump berupaya merebut kembali kepercayaan sekutu AS di Teluk.
  • Ketegangan AS-Israel: Terdapat perbedaan pendapat internal di AS terkait serangan terhadap Iran.
  • Strategi Israel: Israel dinilai memanfaatkan kekuatan AS untuk kepentingan sendiri.