Insiden di Drum Tower Fengyang: Atap Menara Berusia 6 Abad Ambruk, Renovasi Dipertanyakan
Sebuah insiden mengkhawatirkan terjadi di Drum Tower, sebuah menara bersejarah di Fengyang County, Provinsi Anhui, China, pada 20 Mei 2024. Bagian dari atap menara tersebut tiba-tiba runtuh, mengirimkan puing-puing genting ke tanah. Meskipun tidak ada laporan mengenai korban luka, peristiwa ini menimbulkan kekhawatiran serius mengenai integritas struktur bangunan dan kualitas pengerjaan renovasi yang baru saja diselesaikan.
Rekaman video yang beredar luas di media sosial menunjukkan momen dramatis ketika genting-genting berjatuhan dari atap menara, nyaris mengenai pengunjung yang berada di dekatnya. Insiden ini segera memicu diskusi publik mengenai pemeliharaan dan pelestarian bangunan-bangunan bersejarah di China, serta efektivitas proyek-proyek renovasi yang menelan biaya besar.
Sejarah Singkat Drum Tower Fengyang
Drum Tower Fengyang memiliki sejarah panjang dan kaya. Dibangun pada tahun 1375, pada masa pemerintahan awal Dinasti Ming, menara ini merupakan saksi bisu dari berbagai peristiwa sejarah dan perubahan sosial. Lokasinya yang dekat dengan tempat kelahiran Kaisar Hongwu, pendiri Dinasti Ming, menambah nilai sejarah dan budayanya.
Secara tradisional, menara genderang seperti ini berfungsi sebagai pusat kegiatan masyarakat. Mereka digunakan untuk menandai waktu, mengumumkan acara-acara penting, dan memberikan peringatan kepada penduduk kota. Namun, Drum Tower Fengyang juga mengalami masa-masa sulit. Pada abad ke-19, bangunan utama di atas fondasi aslinya hancur, meninggalkan hanya sisa-sisa kejayaannya.
Renovasi dan Kontroversi
Pada tahun 1995, sebuah upaya dilakukan untuk membangun kembali Drum Tower, dengan tujuan menghidupkan kembali landmark bersejarah ini. Replika menara dibangun dengan mengikuti gaya arsitektur tradisional China, menampilkan atap melengkung yang khas dan detail-detail rumit lainnya. Namun, rekonstruksi ini tidak sepenuhnya memuaskan semua pihak. Beberapa kritikus berpendapat bahwa bangunan baru tersebut tidak memiliki keaslian dan nilai sejarah yang sama dengan struktur aslinya.
Yang lebih mengkhawatirkan, proyek renovasi terbaru yang menelan biaya 3 juta yuan (sekitar 6.7 miliar Rupiah) yang dilakukan antara September 2023 dan Maret 2024 justru menjadi bumerang. Renovasi tersebut bertujuan untuk memperbaiki masalah genting yang jatuh, namun ironisnya, masalah serupa justru terjadi hanya beberapa bulan setelah proyek selesai.
Runtuhnya atap Drum Tower telah memicu spekulasi luas mengenai kualitas pekerjaan renovasi dan kemungkinan adanya praktik korupsi atau penyalahgunaan dana publik. Media pemerintah bahkan melaporkan bahwa bangunan atas yang dibangun pada tahun 1995 adalah "bangunan bersejarah palsu" yang tidak memiliki izin resmi dari lembaga pelestarian budaya pada saat itu.
Insiden ini menyoroti tantangan kompleks yang dihadapi dalam upaya pelestarian warisan budaya di China. Keseimbangan antara melestarikan artefak bersejarah dan memenuhi tuntutan pembangunan modern memerlukan perencanaan yang cermat, pengawasan yang ketat, dan akuntabilitas publik.